Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan

Penjajahan


(Foto Dok: Arman Dhani)

Jadi begini. Mari kita sama sama sepakati definisi penjajahan. Setelah itu mari kita uji definisi tadi ke beberapa tanah dan pulau di luar jawa. Ini penting, maksudku, untuk bisa membuat kita, aku dan kamu menjadi tercerahkan. Jangan jangan apa yang kita bilang nasionalisme, apa yang kita sebut kesatuan sebenarnya adalah penjajahan dengan gincu yang terlalu.

PHP “Politik Harapan Palsu”


(Cover Buku, PHP)
Judul Buku            : PHP (Politik Harapan Palsu)
Penulis                  : Andi Setiadi
Tebal                    : iii+175 Halaman
Penerbit                : IRCiSoD
Tahun terbit          : 2013
ISBN                      : 978-602-255-402-8

Dalam setiap kampanye,  janji-janji politik yang telah menjadi hal lumrah, baik menjelang pemilihan kepala desa, bupati, gubernur, legislatif hingga presiden.  Sayangnya, janji-janji tersebut seringkali tak sejalan dengan apa yang kelak mereka lakukan. Banyak fenomena menunjukkan kepada rakyat bahwa para pejabat bekerja tak lebih dari menunpuk materi  demi keuntungan pribadi dan golongannya saja. Janji politik yang sering kita dengar dalam setiap pemilu rupanya tak lebih dari sekedar instrumen politik yang sengaja dikonsep demi kepentingan sesaat.

Eko Prasetyo: Menulis BUKAN Tamasya Pemikiran!



17 December 2012


SETELAH berakhirnya kekuasaan Orde Baru Soeharto, buku-buku perlawanan kini semakin mudah dijumpai di toko-toko buku besar.Salah satunya buku-buku dari Eko Prasetyo. Berbagai buku perlawanan yang ia tulis seperti Orang Miskin Dilarang Sakit, Orang Miskin Dilarang Sekolah, Orang Miskin Tanpa Subsidi, Awas, Penguasa Tipu Rakyat!, Demokrasi Tidak untuk Rakyat, Inilah Presiden Radikal, Guru Mendidik itu Melawan, dan sebagainya, dapat dengan mudah kita jumpai di toko-toko buku besar. Dengan gaya tulisan yang ringan dan seringkali comical, Eko Prasetyo menghadirkan kritik sekaligus ajakan yang cukup provokatif kepada para pembacanya untuk selalu melawan berbagai ketidakadilan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Kasus Tolikara dari Kacamata Transpolitika


(Foto, kerusuhan Tolikara. google.com/TS)

“Perbuatan kejam, curang, dan irreligius meningkatkan martabat penguasa baru dalam sebuah negara saat kemanusiaan, ketangguhan, dan agama tidak mempunyai kekuatan lagi” (Machiavelli, 1506)

Mendengar kata Papua, pemikiran orang tentu akan mengarah pada dua pandangan yang berbeda, yakni: pertama, meilihat Papua dari kekayaan dan keindahan alamnya atau disebut surga kecil jatuh ke bumi; dan kedua, Papua diidentikkan dengan berbagai macam konflik kepentingan yang mengorbankan harta benda bahkan nyawa masyarakat Papua. Dari kedua pandangan tersebut, secara umum barangkali orang bertanya, apakah Papua adalah surga atau nerakah?

Saat Presiden Soekarno Minta Dukungan AS untuk Klaim atas West Irian



(Jhon F Kennedy dan Soekarno.TS Dok)
Tahukah anda jika pada tahun 1961, Presiden Indonesia, Soekarno bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), John F. Kennedy untuk meminta dukungan AS atas klaim Indonesia pada Papua Barat, yang dulu disebut West New Guinea dan West Irian?
Pertemuan yang terjadi di Gedung Putih, Washington pada bulan April tanggal 24 ini terekam dengan baik oleh Gedung Putih dan diarsipkan oleh Perpustakaan Kennedy. Presiden Soekarno tiba pukul 10:25 AM dan pertemuan berlangsung pukul 10:28 AM hingga menjelang sore.

Antara Keutuhan dan Ruang Demokratis



Oleh: Aku Sang Liar “ASLI”

(Peta Indonesia.google.com)
“Koalisi Merah Putih (KMP) jadikan Papua sebagai batu loncatan untuk melengserkan Jokowi sebagai presiden Indonesia periode 2014-2019”

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Papua menyimpan sejuta kekayaan dan keindahan alam yang menarik perhatian bagi negara-negara yang berkepentingan disana. Namun, disisi lain, Papua juga menyimpan sejuta persoalan kemanusiaan sejak bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) yang hingga kini belum tuntas entah kapan akan berakhir. Tidak ada upaya penyelesaian yang dilakukan pemerintah Indonesia, selain menawarkan dengan kebijakan Otonomi Khusus (otsus), Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) dan sebagainya. Semua itu tidak memberikan jaminan hidup dalam suasana demokratis bagi masyarakat  Papua, karena itu bukanlah akar persoalan yang sebenarnya.

Sejarah Bukan Sejahtera



Oleh: Ipou Igo’n

Sejarah tidak bisa ditawar dengan kesejahteraan, begitu juga sebaliknya. Memoria passions bagi masyarakat Papua  berawal dari sejarah dan sejarah pula yang akan mengakhiri semua penderitaan masyarakat bangsa Papua.

Sebenarnya kehidupan orang Papua Barat sudah sejahtera, tetapi sejarah menciptakan konflik yang berkepenjangan. Namun, pemerintah saat ini hanya berpikir bagaimana meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan secara represif  berdasarkan pendekatan militeristik yang sangat kejam. Berusaha membungkam sejarah dengan kebijakan istan dan murahan.