Tampilkan postingan dengan label Politik. Tampilkan semua postingan
“Koalisi
Merah Putih (KMP) jadikan Papua sebagai batu loncatan untuk melengserkan Jokowi
sebagai presiden Indonesia periode 2014-2019”
Penjajahan
Posted by TANPA SUARA on Minggu, 20 Desember 2015
![]() |
(Foto Dok: Arman Dhani) |
Jadi begini. Mari kita sama sama sepakati definisi
penjajahan. Setelah itu mari kita uji definisi tadi ke beberapa tanah dan pulau
di luar jawa. Ini penting, maksudku, untuk bisa membuat kita, aku dan kamu
menjadi tercerahkan. Jangan jangan apa yang kita bilang nasionalisme, apa yang
kita sebut kesatuan sebenarnya adalah penjajahan dengan gincu yang terlalu.
PHP “Politik Harapan Palsu”
Posted by TANPA SUARA on Selasa, 15 Desember 2015
Penulis : Andi Setiadi
Tebal : iii+175 Halaman
Penerbit : IRCiSoD
Tahun
terbit : 2013
ISBN : 978-602-255-402-8
Dalam setiap
kampanye, janji-janji politik yang telah
menjadi hal lumrah, baik menjelang pemilihan kepala desa, bupati, gubernur,
legislatif hingga presiden. Sayangnya,
janji-janji tersebut seringkali tak sejalan dengan apa yang kelak mereka
lakukan. Banyak fenomena menunjukkan kepada rakyat bahwa para pejabat bekerja
tak lebih dari menunpuk materi demi
keuntungan pribadi dan golongannya saja. Janji politik yang sering kita dengar
dalam setiap pemilu rupanya tak lebih dari sekedar instrumen politik yang
sengaja dikonsep demi kepentingan sesaat.
Eko Prasetyo: Menulis BUKAN Tamasya Pemikiran!
Posted by TANPA SUARA on Rabu, 14 Oktober 2015
17
December 2012
SETELAH berakhirnya kekuasaan Orde Baru Soeharto, buku-buku
perlawanan kini semakin mudah dijumpai di toko-toko buku besar.Salah satunya
buku-buku dari Eko Prasetyo. Berbagai buku perlawanan yang ia tulis seperti Orang Miskin Dilarang
Sakit, Orang Miskin Dilarang
Sekolah, Orang Miskin Tanpa
Subsidi, Awas, Penguasa Tipu
Rakyat!, Demokrasi Tidak untuk Rakyat, Inilah Presiden Radikal, Guru Mendidik
itu Melawan, dan sebagainya, dapat
dengan mudah kita jumpai di toko-toko buku besar. Dengan gaya tulisan yang
ringan dan seringkali comical, Eko Prasetyo
menghadirkan kritik sekaligus ajakan yang cukup provokatif kepada para
pembacanya untuk selalu melawan berbagai ketidakadilan yang hadir dalam
kehidupan sehari-hari.
Kasus Tolikara dari Kacamata Transpolitika
Posted by TANPA SUARA on Minggu, 19 Juli 2015
![]() |
(Foto, kerusuhan Tolikara. google.com/TS) |
“Perbuatan
kejam, curang, dan irreligius meningkatkan martabat penguasa baru dalam sebuah
negara saat kemanusiaan, ketangguhan, dan agama tidak mempunyai kekuatan lagi” (Machiavelli,
1506)
Mendengar
kata Papua, pemikiran orang tentu akan mengarah pada dua pandangan yang
berbeda, yakni: pertama, meilihat
Papua dari kekayaan dan keindahan alamnya atau disebut surga kecil jatuh ke
bumi; dan kedua, Papua diidentikkan dengan berbagai macam konflik kepentingan
yang mengorbankan harta benda bahkan nyawa masyarakat Papua. Dari kedua
pandangan tersebut, secara umum barangkali orang bertanya, apakah Papua adalah
surga atau nerakah?
Saat Presiden Soekarno Minta Dukungan AS untuk Klaim atas West Irian
Posted by TANPA SUARA on Rabu, 15 April 2015
![]() |
(Jhon F Kennedy dan Soekarno.TS Dok) |
Tahukah anda jika pada tahun 1961, Presiden
Indonesia, Soekarno bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), John F.
Kennedy untuk meminta dukungan AS atas klaim Indonesia pada Papua Barat, yang
dulu disebut West New Guinea dan West Irian?
Pertemuan yang terjadi di Gedung Putih,
Washington pada bulan April tanggal 24 ini terekam dengan baik oleh Gedung
Putih dan diarsipkan oleh Perpustakaan Kennedy. Presiden Soekarno tiba pukul
10:25 AM dan pertemuan berlangsung pukul 10:28 AM hingga menjelang sore.
Antara Keutuhan dan Ruang Demokratis
Posted by TANPA SUARA on Jumat, 14 November 2014
Oleh: Aku
Sang Liar “ASLI”
![]() |
(Peta Indonesia.google.com) |
Sudah menjadi rahasia umum bahwa
Papua menyimpan sejuta kekayaan dan keindahan alam yang menarik perhatian bagi
negara-negara yang berkepentingan disana. Namun, disisi lain, Papua juga
menyimpan sejuta persoalan kemanusiaan sejak bergabung dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI) yang hingga kini belum tuntas entah kapan akan berakhir. Tidak
ada upaya penyelesaian yang dilakukan pemerintah Indonesia, selain menawarkan
dengan kebijakan Otonomi Khusus (otsus), Unit Percepatan Pembangunan Papua dan
Papua Barat (UP4B) dan sebagainya. Semua itu tidak memberikan jaminan hidup
dalam suasana demokratis bagi masyarakat
Papua, karena itu bukanlah akar persoalan yang sebenarnya.
Sejarah Bukan Sejahtera
Posted by TANPA SUARA on Sabtu, 28 Juni 2014
Oleh: Ipou Igo’n
Sejarah tidak bisa ditawar dengan kesejahteraan, begitu
juga sebaliknya. Memoria passions bagi masyarakat Papua berawal dari sejarah dan sejarah pula yang akan
mengakhiri semua penderitaan masyarakat bangsa Papua.
Sebenarnya
kehidupan orang Papua Barat sudah sejahtera, tetapi sejarah menciptakan konflik
yang berkepenjangan. Namun, pemerintah saat ini hanya berpikir bagaimana
meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan secara represif berdasarkan pendekatan militeristik yang
sangat kejam. Berusaha membungkam sejarah dengan kebijakan istan dan murahan.