Tarian Adat “Emaida Yibu” Suku Mee di Papua

(busana adat suku Mee, dok pribadi TS)


Tarian adat suku Mee di Papua yang dalam bahasa daerah disebut “emaida Yibu” memiliki arti tersendiri dalam kehidupan masyarakat suku Mee. Emaida terdiri dari dua kata, yakni Ema dan Da. Ema artinya rumah adat yang dikhususkan untuk kaum pria yang bersifat permanen, namun ema yang bisa melakukan tarian adat ini bisa manampung semua, baik pria, wanita, tuah dan muda , sedangkan Da artinya didalam dan yibu artinya melakukan goyang atau tarian. Dengan demikian, emaida yibu artinya melakukan tarian  didalam rumah adat. Tarian emaida yibu ini juga dilakukan untuk maksud dan tujuan tertentu secara subjektif maupun objektif.  Berikut ini, penjelasan lebih lanjut tentang emaida yibu:

Pemilik Rumah Adat (Yuwoupuwe)

Orang yang membuat atau membangun ema adalah orang yang berpengaruh atau kaya di suatu wilayah. Pemelik ema ini disebut Yuwoupuwe, yang menggerakkan anggota masyarakat dilingkungannya untuk membangun ema, dan semua biaya makan, rokok dan lain-lain ditanggung oleh Yuwoupuwe. Proses persiapan untuk membangun sebuah ema juga memakan waktu yang cukup lama dalam mencari dan mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Ada banyak bahan pembuatan ema diantaranya sebagai berikut:

1.      Kayu yang dikhususkan dalam pembuatan ema (amo, digi  onage dan tipa)
2.      Rotan (edu)
3.      Papan (yaga)
4.      Daun untuk menutup atap (yage)

Setelah semua bahan tersebut dipersiapkan, mulai membangun ema. Namun, ada juga yang membangun ema sambil mempersiapkan bahan lain, tergantung kesepakan antara Yuwoupuwe dengan pembuat ema tersebut. Setelah membangun ema, maka tahapan berikutnya adalah mengundang pemuda/i di wilayah tersebut untuk melakukan tarian percobahan awal, yang dalam bahasa Mee disebut (kabu tuwai) untuk memastikan apakah ema tersebut baik atau perlu dipermantap lagi. Kemudian melakukan evaluasi terkait ema tersebut sehingga jika dinyatakan sudah mantap, maka selanjutnya bisa melakukan tarian adat atau emaida yibu sehingga masyarakat setempat menyebarkan informasi disetiap wilayah bahwa ema sudah bisa melakukan tarian adat.

Tarian Adat (Emaida Yibu)

Untuk melakukan emaida Yibu, banyak orang datang memeriakan tarian terutama masyarakat di sekitar ema dan khususnya kaum muda-mudi. Tarian adat emaida yibu ini merupakan momentum yang tepat bagi kaum muda-mudi untuk mencari dan mendapatkan jodoh. 

Bukan hanya masyarakat disekitarnya saja yang melakukan  tarian emaida yibu, tetapi juga masyarakat dari kampung atau wilayah lain juga datang untuk melakukan emaida yibu. Namun, sebelum dua hari mereka memberitahu kepada Yuwoupuwe bahwa kami dari kampung A dibawa pimpinan B akan datang melakukan emaida yibu. Hal ini perlu dilakukan agar Yuwoupuwe menyiapkan makanan dan rokok serta menyebarkan informasi terkait kedatangan mereka di kalangan masyarakat sekitar ema tersebut.

Sesuai dengan pemberitahuan dua hari kemudian datang melakukan tarian emaida yibu, dan dimulai sekitar pukul 18:30 hingga pagi, namun, sebelum masuk untuk melakukan emaida yibu, melakukan tarian waita di halaman ema tersebut. Dalam proses berlangsungnya tarian emaida yibu, tidak ada hal lain dipikirkan oleh tuah muda, pria dan wanita selain senang menikmati tarian sambil mencari jodoh bagi kaum muda/mudi.

Usai melakukan tarian emaida yibu atau pagi, menyampaikan ucapan terimakasih kepada yuwoupuwe khususnya dan masyarakat disekitar ema pada umumnya. Kemudian tahapan berikutnya adalah melakukan evaluasi terkait dengan tarian tersebut. Hal-hal yang dievaluasi diantaranya sebagai berikut:

1.      Pelayanan dari Yuwoupuwe (nota, tawa);
2.      Pelayanan dan kesopanan menerima tamu  dari masyarakat di sekitarnya;
3.      Problem yang terjadi selama berlangsungnya Emaida Yibu; dan
4.      Apakah salah satu diantaranya mendapatkan jodoh.

Setelah evaluasi dilakukan, pimpinan kelompok tersebut menyampaikan kekurangan atau kelemahan dan kelebihan kepada yuwoupuwe dan masyarakat  disekitar ema. Kemudian apabila ada yang mendapatkan jodoh dalam tarian ema yibu, maka pimpinan tersebut berbicara dengan pihak perempuan untuk mengambil kesepakatan bersama terkait hari penyerahan atau pembayaran maskawin.

Terian emaida yibu dilakukan dalam hari-hari tertentu, dan proses tariannya seperti yang diceritakan diatas ini hingga pada akhirnya melakukan pesta adat yang dalam bahasa Mee disebut “Yuwo” . 

Pesta Adat Yuwo

Yuwoupuwe menetapkan tanggal pelaksanaan pesta Yuwo tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan yang sangat diperlukan dalam pesta Yuwo. Pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut: Persiapan masyarakat setempat, baik itu uang, babi, makanan dan rokok. Dan Yuwoupuwe juga menetapkan harga daging babi yang akan dijual.

Uang untuk membeli daging babi yang akan dijual, dan babi untuk dipotong dan menjual pada saat pesta yuwo, sedangkan makanan dan rokok untuk melayani orang-orang yang datang pada saat pesta Yuwo tersebut.

Sebelum tiga atau dua hari pelaksanaan pesta Yuwo masyarakat dari berbagai kampung mulai berdatangan. Setelah semua terkumpul ditempat pesta Yuwo tersebut, kaum pria membicarakan beberapa hal:

1.      Yuwoupuwe menyampaikan hal-hal  penting terkait Yuwo
2.      Menceritakan pengalaman terkait dengan pesta Yuwo
3.      Bagaimana pesta Yuwo yang baik;
4.      Teknis pelaksanaan pesta Yuwo;
5.      Menggali hubungan keluarga (Mee kago pitokai)
6.      Menasehati anak muda pria dan lain-lain.

Kemudian kaum wanita pun membicarakan bagaimana peran mereka dalam pesta yuwo tersebut dan menasehati kaum muda wanita terkait dengan yuwo khususnya dan tentang kehidupan yang baik menurut nilai-nilai budaya yang ada pada umumnya. singkat kata, kaum pria membicarakan terkait dengan pesta Yuwo dan menasehati kaum muda pria, dan kaum wanita pun melakukan hal yang sama. Dengan demikian, pesta Yuwo bagi kaum muda-mudi adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan adat.

Setelah selesai  pesta Yuwo, dilakukan evaluasi secara keseluruhan. Hal-hal yang dievaluasi, yakni sebagai berikut:

1.      Persiapan;
2.      Pelayanan;
3.      Harga Daging Babi;
4.      Teknis Pelaksanaan;
5.      Berapa banyak yang mendapatkan Jodoh pada saat Emaida Yibu; dan lain-lain.

Jika pelaksanaan Yuwo berdasarkan pertimbangan yang memadai serta persiapan yang matang berdasarkan aturan adat yang ada, maka pasta tersebut dinyatakan sukses. Demikian cerita singkat mengenai tarian Emaida Yibu hingga pada pelaksanaan pesta Yuwo. (Ipou Igo’n)

Baca Juga Berita Terkait

3 komentar:

  1. Wow...ani difi peo, ekina nai

    BalasHapus
  2. I used to live in paniai and tigi. I saw the emaida dance, and then attended the yuwo fest. It was really amazing. Sometimes I imagine how happy I were if I could see it again.

    BalasHapus