Tampilkan postingan dengan label Resensi Buku. Tampilkan semua postingan
Mengkritisi Undang-Undang Pokok Agraria
Posted by TANPA SUARA on Kamis, 16 April 2015
Meretas
Jalan Menuju Penataan Kembali politik Agraria Nasional
![]() |
(Cover Buku.dok/TS) |
Penulis : Dr. Ir. Soedjarwo
Soeromihardjo
Soeromihardjo
Judul :
Mengkritisi Undang-Undang
Pokok Agraria
Pokok Agraria
Penerbit :
Cerdas Pustaka Publisher
Tebal :
xx+214 halaman
Tahun
Terbit : 2009
ISBN :
978-602-8432-32-0
Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) No 5 tahun 1960 telah berumur hampir lima dasa warsa dan selama kurung waktu itu permasalahan
agraria berkaitan dengan pengolaan sumber daya alam semakin kompleks. Memang benar perdebatan
mengenai kedudukan “hak Individu” dan
“kolektif” (komunal) sudah sering kita
dengar, tetapi yang mengerucut secara eksplisit menyebut dan merujuk kepada
filosofi UUPA/1960 itu, sepanjang yang kami tahu belum jelas. UUPA untuk melaksanakan amanat Konstitusi UUD 1945, pasal
33 ayat 3 mengatur hubungan rakyat sebagai social
system dan sumber daya alam sebagai ecosystem,
merupakan dasar kebijakan mengatur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan sumber daya alam.
Menjadi Manusia Belajar Dari Aristoteles
Posted by TANPA SUARA on
![]() |
(Cover Buku.dok/TS) |
Penulis : Franz Magnis Suseno
Judul : Menjadi Manusia Belajar Dari
Aristoteles
Penerbit : Kanisius
Tebal : iv+68 halaman
Tahun
Terbit : 2009
ISBN : 978-979-21-1608-3
Menjadi
manusia utuh, disadari atau tidak, menjadi cita-cita kita, manusia. Dikiri
kanan kita jumpai manusia bengkok, miring, berat sebelah, aneh, setengah lumpuh
dan tidak utuh. Lebih mengkhawatirkan lagi, kita tahu bahwa kita sendiri
terancam oleh kemiringan itu, bahwa kita sendiri sering jumpai secara fisik
atau jiwani, bahwa hidup kita jauh dibawah kemungkinan-kemungkinan yang
sebenarnya terbuka bagi kita. Kita tidak utuh.
Buku Puisi “Sinar Harapan”
Posted by TANPA SUARA on
Judul :
Sinar Harapan
Penerbit :
Pilar Media
Tebal :
62 halaman
Tahun
Terbit : 2012
ISBN :
979-3921-82
Sudah
menjadi rahasia umum dalam kehidupan masyarakat Papua yang telah, sedang dan akan dialami berbagai
macam kenangan pahit. Masyarakat bangsa Papua berjalan ditempat hingga tak menemukan
jejak kedamian, kebahagian dan keadilan diatas tanah leluhur mereka sendiri,
seakan menjadi taqdir.
Novel “Jalan Kehancuran”
Posted by TANPA SUARA on
Penulis : Vitalis Goo
Tebal : 145 Halaman
Penerbit : Pilar Media
Tahun
terbit : 2012
ISBN : 979-3921-81-1
Seperti
yang biasa dikatakan oleh orang tua suku Mee Papua secara turun-temurun
(regenerasi) bahwa akan menghadapi berbagai macam tantangan dalam kehidupan
masyarakat Mee khususnya dan masyarakat Papua pada umumnya. Beberapa kalimat yang
sering kita dengar bahwa, ”iyowoya iyo
gaupe egaupai buna makii wadouga” (tanah Papua akan dikuasai oleh kaum
pendatang), “iniya manaa kodoya okeiya
nitopaitaika” (meskipun bahasa kami tetapi orang lain yang akan mengajarkan
kita). Bukan hanya itu saja, banyak perkataan yang disampaikan berkaitan dengan
konteks kehidupan yang akan terjadi kedepan.