berakhir dalam waktu yang singkat
meninggalkan kenangan dalam benak masyarakat yang sulit dilupakan.
Suasana tiga malam atas kepergian Kakak Auleman Pekei (TS) |
Di saat itu, saya kenal dia melalui
karya seni musik yang unik
dan ketika terlihat personal branding
dan imagenya dikalangan publik sehingga orang banyak sulit melupakan dia yang
unik ini. Karena keunikannya setiap
orang tidak susah atau mudah membedakan dia dengan yang lainnya. Dia memang
sulit menyamakan dengan musisi lain juga yang telah berkarya.
Sang musisi legendaries
wadou khususnya dan Papua pada umumnya yang telah berkarya tentang cinta dan
negeri telah meninggalkan banyak kisah hidup yang akan dikenang oleh para
pecinta musik.
Ia mengutik melodi unik diantara banyak
musisi Papua lainnya dengan konsep lagu ciptaan pun juga unik. Keunikannya adalah
ia mencari akal untuk kutikan melodi yang baru atau inovator dalam mengutik
melodi, tidak
mengutik melodi dari musisi lain yang
perna dikutik,
sedangkan dalam mengonsep lagu yang sangat inspiratif, dan mendeskripsikan
kehidupan manusia bahkan untuk negeri wadou dan Papua pada umumnya. Keunikan
dalam konsep lagu adalah pengaturan kata dan tidak menggunakan bahasa (Mee)
pasaran, meskipun ia kurang tahu bahasa daerah.
Hal itulah yang
membuat masyarakat Wadou sulit melupakan dia yang unik ini dan akan dikenang
terutama para pecinta musik. Dia memang lain dari pada yang lain sehingga
melalui karyanya mengangkat nama negeri wadou khususnya dan Papua pada umumnya.
Namun, kini ia telah tiada untuk membuat karya-karya yang unik sehingga
meninggalkan kenangan dalam benak pecinta musik, inilah yang membuat saya menetaskan airmata ini.
Siapa dia? dialah Auleman Pekei, sang
musisi sekaligus vokalis legendaries yang dibanggakan oleh masyarakat Wadou
bahkan Papua pada umumnya. Ia menyanyi
dalam beberapa bahasa yang ada di Papua, yakni: bahasa Mee, bahasa Wamena,
bahasa Biak, bahasa Puncak Jaya, bahasa Timika, dan lain-lain. Ia pemersatu
melalui karya seni yang unik yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
pelestarian budaya Papua. Ia tidak perna
dilatih melalui pendidikan formal dan nonformal untuk menggali bakat tersebut, namun, karena kemauannya sendiri hingga
membanggakan masyarakat.
Ia membuat bangga bagi
masyarakat Papua pada umumnya dan khususnya para pecinta music. Saya tidak
perna membayangkan akan mendengar berita yang sangat menyedihkan ini. Ia pergi
untuk selamanya pada tanggal 1 Desember 2013 bertepatan dengan hari bersejarah
bagi masyarakat Papua yakni hari kemerdekaan Negara west Papua pada tahun 1961.
Hal inilah yang membuat saya mengundang berbagai macam pertanyaan yang hingga
kini belum mendapat jawaban yang pasti.
Kekayaan Sumber
Daya yang Terabaikan
Bukan hanya Auleman saja,
banyak musisi dan vokalis Wadou yang memiliki umur jagung. Mereka
meninggal ketika nama mereka terpopuler
ditengah masyarakat melalui personal
brandingnya yang merupakan mengangkat
nama baik suku Mee. Mereka (para musisi dan vokalis) ini merupakan kekayaan
potensi sumber daya manusia yang perlu memberikan perhatian dari pemerintah
sebagai bukti apresiasi atas prestasi dan keunggulan yang mereka capai. Namun, realitas
berkata lain, pemerintah tidak menghargai mereka sehingga karya dan prestasinya seakan-akan tidak mempunyai arti dan
makna dalam kehidupan sosial.
Ini suatu perjuangan yang sangat luar biasa dan patut
mendapatkan apresiasi dari pemerintah, tetapi hal itu tidak terpikirkan
sehingga keunggulannya tidak memiliki arti dan makna dan berakhir begitu saja dalam tempo
yang sangat singkat.
Pemerintah seharusnya
bangga mempunyai anak putra daerah yang memiliki potensi yang luar biasa itu.
Jika pemerintah itu mengerti dan tahu, para musisi dan vokalis asal suku Mee
dimanfaatkan untuk menciptakan suatu moment (konsert) agar masyarakat setempat
bisa
memasarkan hasil kebun dan yang lainnya
yang merupakan bagian dari pemberdayaan perekonomian masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Terlepas dari pekerjaan
dan perbuatan keseharian mereka (musisi dan vokalis) Mee meninggal sia-sia karena
tidak ada penghargaan dan perhatian dari pemerintah daerah. Seharusnya
pemerintah memfasilitasi alat-alat music dan yang lainnya dan memberikan kepercayaan
untuk memanfaat agar generasi muda terutama pecinta music bisa mengembangkan bakatnya.
Dengan demikian, saya yakin mereka bisa mengendalikan dan mengontrol diri dan
berkarya demi negeri tercinta untuk mengangkat nama baik atau harga diri suku
Mee khususnya dan masyarakat Papua pada umumnya. (Ipou Igo'n)
Tidak ada komentar: