Terang Dalam Kegelapan

(sumber foto:www.gosocio.co.id.)


Akibat dari terbatasnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat memunculkan sikap curiga dan malas mencari tahu kebenaran. Sikap malas ini, di sisi lain menunjukkan bahwa karakter sosial telah dan sedang dimatikan oleh sistem  sebagai akibat dari penetrasi sosial budaya.

Konteks ini telah dan sedang menghancurkan relasi sosial hingga tak peduli yang merayap dan yang tersiksa. Kata “SALAH SENDIRI” telah menjadi ungkapan yang logis bagi mereka yang sedang mendapatkan sedikit kebahagiaan dari ketidakadilan sosial yang tercipta dalam kehidupan masyarakat.

Kondisi ini sedang menggiring masyarakat untuk berusaha sekuat tenaga mencari “Uang” dan terus mencari “Uang” tanpa membedakan antara haram dan halal. Segala sesuatu bisa dinilai dengan uang, bahkan manusia menjadi komoditas hingga yang kuat yang menentukan hakikat sebuah kebenaran dan yang lemah dilarang untuk hidup.

Dalam konteks seperti ini, seharusnya orang harus belajar banyak tentang hakikat KEBENARAN, hakikat KEADILAN, hakikat KEBERSAMAAN dan hakikat HAK ASAZI MANUSIA. Tetapi malah kebanyakan orang terjerumus dalam situasi sosial yang telah tercipta atau ikut arus dengan situasi sosial yang ada. 

Sebagai masyarakat kita bisa melihat dan memaklumi dari aspek keterbatasan pengetahuan ini, tetapi menjadi masalah ketika orang-orang terpelajar ikut arus dalam situasi ini bahkan mereka menjadi aktor dibalik situasi yang ada ini.

Orang terpelajar tidak mau ambil bagian dalam menerangi situasi sosial yang gelap ini. Mereka tidak mau menjadi guru yang mengajar tentang hakibat kebenaran, keadilan, kebersamaan dan HAM hingga tak ada niat untuk mencari kebenaran, keadilan, kebersamaan dan sebagainya. Sikap curiga yang berlebihan tetap menghantui setiap aktifitas sosial dan/atau sedang membudaya dalam kehidupan sosial hingga membentuk dan memunculkan dinamika hidup masyarakat dari dunia lain.

Konteks ini tidak perlu kita biarkan begitu saja. Harus ada upaya secara kontinyu dari orang terpelajar yang peduli dan atau yang terpanggil dengan hati untuk menerangi dalam dinamika hidup masyarakat yang gelap ini. 

Hal ini penting untuk dilakukan supaya perjuangan menegakan sebuah kebenaran, keadilan, persatuan dan HAM serta empati tidak berdasarkan pemahaman yang sempit. Pengetahuan tentang hakikat ini akan memberikan pencerahan dalam perjuangan setiap orang yang benar-benar berjuang. 

Namun, tanpa pengetahuan seperti ini, perjuangan kita hanya berdasar pada sebuah kebencian dan kemarahan yang tentunya tidak memiliki dasar yang kuat sehingga mudah dipatahkan oleh musuh. Sehingga upaya menjadi terang dalam kegelapan menjadi sia-sia.

Semoga tulisan singkat di atas ini menjadi bahan refleksi bagi kita yang peduli. (TS/ASLI).

Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply