Kedamaian Akan Terwujud Ketika Kita Berjuang


Oleh: Mikael Tekege
***
Selamat Natal dan Tahun Baru untuk kita semua. Semoga kita menjadi pewaris ajaran dan perjuanganNya untuk mewujudkan ke”damai”an dalam kehidupan umat manusia.
Saya berterimakasih kepada teman-teman yang hadir pada saat ini. Saya mengucapkan terimakasih kepada teman-teman panitia yang berusaha dan berupaya sekuat tenaga demi menyukseskan acara Natal ini. Kiranya Tuhan menyertai kita dalam setiap aktifitas yang akan kita jalani.
Pada Natal kali ini dengan tema “datanglah, ya raja damai”, kita menyambut sang raja damai dalam diri kita masing-masing. Dan tema ini sangat tepat bagi umat manusia pada umumnya dan khususnya orang Papua yang  merindukan kedamaian itu sendiri. Raja damai hadir dalam situasi seperti yang kita hadapi saat ini. Raja damai hadir ditenga umat manusia yang tertindas  untuk membebaskan dan mendamaikan.
Raja damai tidak mengajarkan umat untuk tunduk pada penindasan dan ketidakadilan. Raja damai mengajarkan kita umatnya untuk memperjuangkan kedamaian itu tanpa merugikan pihak lain. Raja damai mengajarkan kita umatnya untuk berjuang dan berkorban demi kebenaran dan keadilan serta kedamaian.
Pada kesempatan ini, saya mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengatakan “damai” tanpa tindakan yang nyata, tidak cukup hanya “berdoa” tanpa usaha dan upaya yang nyata. Cobah teman-teman berdoa pada saat lapar, Tuhan tidak akan berikan makanan secara langsung kepada anda, namun melalui usaha teman-teman mendapatkan makanan. Dan itulah perjuangan, begitupun dengan memperjuangkan kedamaian dan keadilan.
Kita harus berdoa, bertobat  (diyo dou) dan berjuang demi kedamaian dan keadilan dalam kehidupan umat manusia pada umumnya dan khsusnya orang Papua. Karena itulah esensi ajaran sang raja damai yang telah lahir. Raja damai menginginkan kita umatnya untuk menjadi pewaris ajaran dan perjuanganNya. Kita menerima raja damai dalam diri kita masing-masing, apabila kita menjadi pewaris ajaran dan perjuanganNya.
Teman-teman sekalian.....!!!!!
Kita berbicara “damai” karena ada persoalan. Kita berbicara “berjuang” untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dan kita berbicara kehidupan yang damai, maka perjuangan adalah bagian integral dari “hidup” itu sendiri  karena hidup adalah perjuangan.
Kita harus berpolitik, berorganisasi, dan berjuang berdasarkan pada ajaran sang raja damai. Sebelum berjuang mari kita mengetahui persoalan. FKPMKP hadir untuk kita semua sebagai wadah yang bisa kita belajar secara kolektif. Bersama FKPMKP mari kita bertukar pikiran dan mengetahui bersama apa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada umumnya dan khusus orang papua. 
Bersama FKPMKP mari kita melihat persoalan yang melanda umat manusia khususnya orang Papua agar memperjuangkan kedamaian dan keadilan. Untuk itu, FKPMKP terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung, bahkan FKPMKP mengharapkan kehadiran teman-teman. FKPMKP tidak memandang agama A dan B, mari kita sama-sama berdiskusi, belajar, dan berjuang, karena perdamaian itu akan terwujud ketika kita bersatu dan berjuang.
Sekian dan terimakasih
Selamat Natal dan Tahun Baru
Sambutan Disampaikan Pada Ibadah Natal FKPMKP 27 Desember 2013 di Gereja St. Bellarminus, Unuversitas Sanata Dharma, Mrican Baru Sleman  Yogyakarta.

Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply