Pergi Tanpa Kabar


(Ipou Saat Gendong Lia. Dok.TS)
Berpulangnya dari sudut palau jawa bagian timur kota (Malang), menghadiri natal dan tahun baru bersama mahasiswa/I sejawa dan bali asal Nabire, Paniai, Dogiyai, dan Deiyai, Suasana hati membawah kenangan entah itu manis maupun pahit, sunggu tiada kata sedih dalam benak ini. Namun, setibahnya di kota Jogja semua telah berubah dengan kabar yang tak perna ku bayangkan dalam benak ini. Apa boleh buat, mungkin ini takdir dari Yang Maha Pencipta, hanya ucapan Selamat Jalan bersama derai air mata melalui syair ini.


Anakku "Lia"

Disaat kunjungi di hunianmu
ku menggendongmu, Ketika tangis mungil
ku mengayunmu bersama iringan lagu
berusaha menenangkan tangismu

Ketika kupergi, tangisanmu selalu mengikuti langka kakiku
pandangan mata ini, menole ke belakang berulang kali
bersama dengan lambaian tangan
sambil berkata “daa…….Lia”

Senyuman manismu untukku
bagaikan undangan, dan ku hadir disaat-saat tertentu
untuk menggendong dan cubik pipimu yang manis
Senyuman manismu
membuat ku memikir dirimu
hingga terbawa dalam bunga tidurku

Lia, tangan ini ingin mencubik pipimu yang manis
Namun, mengapa engkau pergi untuk selamanya?
Ya Tuhan, apakah salah dan dosanya
hingga memanggil dia yang sangat ku sanyangi?


(ASLI/TS)





Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply