Generasi Muda Papua Berdiam Menanti Gilirannya


Ilustrasi (papua.com)

Kita tahu bahwa sejarah politik Papua telah direkayasa oleh Indonesia, dan Amaerika demi kepentingan ekonomi. Kita tahu bahwa hidup rakyat bangsa Papua barat menderita atas kebenaran sejarah. Kita tahu juga bahwa harga diri kita lebih mahal daripada semua barang-barang yang bersifat duniawi ini. Pertanyaannya adalah kalau begitu, mengapa generasi muda Papua tidak bersatu untuk mengakhiri semua beban derita ini?

Berikut ini sebuah lirik lagu bahasa MEE  yang berusaha mengajak serta memberikan motivasi emosional kepada generasi muda Papua. Lirik lagu tersebut dengan judul “Aniya Makii” sebagai berikut:

Aniya maki kodoya...naine-naine bukaa danii....2x

u.........a............2x

Aniya makii wadouga,  mee woo dame-dame....2x

Kiiiyowoya kiya, buna maki yiinetee......2x

Aniya gaiko aniyamaki kodoya,

omamoti bagee keiyaa bado daidai nategaii...

Lagu bukan sebatas hiburan semata,  seorang seniman menciptakan sebuah lagi, biasanya menyampaikan pesan atau story kehidupan yang perna dialami sendiri maupun secara kolektifitas entah itu story  pahit maupun manis dalam perjalanan hidupnya. Dalam lagu juga ada yang terkandung amarah mereka terhadap story yang dialaminya, ada juga yang menyampaikan pesan persuasif dan motivasi, ada pula yang menyampaikan kebanggaan mereka terhadap sesuatu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jangan kita anggap sebuah lagu sebagai hiburan menghilangkan beban pikiran dalam benak kita, tetapi perlu menyimak dengan baik bahwa apa maksud daripada lagu tersebut.

Dewasa ini, banyak orang berlombah-lombah  menciptakan dan merekam berbagai macam lagu yang tidak bermakna alias asal-asalan hanya untuk mencari popularitas dimata  masyarakat luas. Lebih parah lagi, plagiat dan merekan lagu ciptaan orang lain. Meskipun ini hanya hal sepele, namun  akan mengurangi semangat  bagi seniman untuk menciptakan sebuah lagu  yang bermakna.

Apabila kita mengerti  maksud yang terkandung didalam  lirik lagu yang berjudul “Aniya Makii” diatas ini sungguh sangat menyedihkan dan  memberikan motivasi untuk bangkit berjuangan serta memberikan suatu pesan persuasif kepada  kita sebagai anak bangsa Papua Barat agar  menyadari dengan semua  realitas konteks kehidupan yang kita (masyarakat ) bangsa Papua barat hadapi sejak dianeksasi kedalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar bangkit berjuang demi kebebasan dari segala bentuk penindasan ini.

Lirik lagu ini diciptakan oleh anak bangsa Papua barat, berangkat dari story kehidupan masyarakat bangsa Papua barat yang mana hidup dalam berbagai macam kejahatan kemanusiaan, perampokan, dan perampasan yang telah menjadi bagian dari kehidupan itu. Jika kita menyadari akan semua penderitaan itu sunggah tak pantas. Oleh sebab itu, mari kita  menyatukan hati dan tujuan serta tekad demi  mencari solusi yang tepat untuk mengakhiri semua beban ini.

Ribuan nyawa masyarakat Papua yang tak berdosa dibunuh hingga saat ini dan tak tahu entah kapan akan berakhir. Mereka dibunuh atas kebenaran sejarah politik Papua. Jika kita bersatu pasti kita mengakhiri semua ini, tetapi jika kita tidak meperdulikan semua penderitaan ini kemudian bersifat individualitas, maka generasi muda bangsa Papua barat menanti giliranmu untuk menghadapi semua beban penderitaan ini.

            Lagu ini juga seakan memberikan sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap orang Papua  bahwa apakah bumi cendrawasih ini bukan titipan Tuhan kepada anak bangsa Papua Barat sehingga hidup saya diporak-porandakan oleh mereka yang gila harta ini hingga melupakan hak-hak fundamental yang dimiliki sejak lahir kemudian melupakan nilai-nilai humanisme? Apakah saya diciptakan Tuhan diatas tanah ini untuk dibunuh, disiksa, dianiyaya, diintimidasi, dan diperkosa? Mengapa kau rampas semua yang  saya miliki? Tanah Papua ini penitipan Tuhan kepada anak bangsa Papua barat  tetapi mengapa pencuri masuk hingga menginjak-injak harkat dan martabat anak negeri ini?  apakah kalian buta melihat semua yang terjadi diatas negeri cendrawasih ini? 

Dari beberapa pertanyaan diatas ini, saya tidak menjawab dan saya harap dijawab sendiri oleh orang Papua yang membaca tulisan saya yang tidak sempurna  ini. "aku berpikir maka aku ada" demikian sebuah ungkapan yang diutarakan oleh Descartes, sang filsuf ternama dari Perancis. Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri. Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir sendiri.

         Jika dijelaskan, kalimat "aku berpikir maka aku ada" berarti sebagai berikut. Descartes ingin mencari kebenaran dengan pertama-tama meragukan semua hal. Ia meragukan keberadaan benda-benda di sekelilingnya. Ia bahkan meragukan keberadaan dirinya sendiri. Oleh karena itu, jika kita kaitkan dengan konteks kehidupan masyarakat bangsa Papua barat, bukan rahasia lagi bahwa sejarah politik Papua telah direkayasa demi kepentingan ekonomi oleh negara kapitalis, dan sekarang tinggal kita berpikir dan bersatu untuk mengakhiri semua beban penderitaan ini. Jika kita tuli dan bisu atas semua beban ini, berarti kita menantikan giliran  untuk ditindas dengan berbagai macam metode.



          

Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply