Makhluk Hidup dan Reproduksi



Yogyakarta, TANPA SUARA:-Mahasiswa Yogyakarta yang tergabung dalam Komunitas Peduli Kampung (KPK) melaksanakan diskusi lanjutan dengan topik “Ciri-ciri Makhluk Hidup”di Morokangen, Yogyakarta pada (07/03/14), pukul 11.10 WIB. 

Pemateri dalam diskusi ini adalah Melkias Tekege dan dipandu oleh moderator Dance Kayame. Sementara, notulensinya adalah Bendi Degei. Pemateri memaparkan bahwa makhluk hidup merupakan sesuatu yang hidup dan berkembang biak dilingkungan hidupnya atau mampu beradapsi lingkungan dengan hidupnya.

Makhluk hidup, lanjut Melki terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Sebagai bagian dari makhluk hidup maka ketiga jenis makhluk hidup memiliki ciri-ciri kehidupan yang sama tetapi kekhasan yang berbeda. Ciri-ciri yang terdapat pada makhluk hidup itu seperti: bernafas, bergerak, menerima dan ransang, makan, mengeluarkan zat sisa, tumbuh dan berkembang biak. Ciri-ciri makhluk hidup tersebut, lanjut Melki, sebagai berikut:

1.       Makhluk Hidup Butuh Bernafas

Makhluk hidup butuh bernafas untuk mempertahankan dan proses pengaturan pertumbuhan dengan teratur. Manusia bernafas melalui paru-paru. Dan juga hewan darat, seperti sapi, babi, kambing dan lain-lain. Sedangkan hewan air (ikan, misalnya)  bernafas dengan insan. Sementara, tumbuhan mengambil oksigen dari udara melalui stomata (mulut daun) dan lenti sel (mulut batang). 

Proses bernafas, ada dua tahap, yaitu: Inspirasi, dimana proses udaranya masuk dari luar kedalam. Dan ekspirasi yaitu proses udaranya keluar dari dalam.

2.       Makhluk Hidup Butuh Bergerak

Makhluk hidup juga butuh bergerak dan ada yang bisa berpindah, tetapi ada pula yang bergerak ditempat. Makhluk yang bisa bergerak dan berpindah seperti manusia dan hewan. Sementara makhluk yang bergerak ditempat seperti tumbuhan, misalnya putri malu ketika disentuh benda lain. Gerakan yang dilakukan makhluk hidup merupakan respon terhadap ransangan yang diterima. Misalnya, burung dengan kaki dan sayap. Ular dengan perut, katak dengan tungkak depan dan tungkak belakang dan lain-lain. 

3.       Makhluk Hidup Menerima dan Ransang

Manusia dan hewan mempunyai kemampuan untuk menerima dan meransang melalui alat indra, misalnya mata menerima ransangan cahaya, telinga menerima ransangan suara, hidung menerima ransangan bauh, kulit menerima sentuhan dan lain-lain. Sementara, tumbuhan tidak seperti manusia dan hewan. Tetapi, tumbuhan juga mampu menerima ransangan melalui cahaya, zat-zat kimia, dan gravitasi. 

4.       Makhluk Hidup Memerlukan Makanan
Makanan merupakan sumber hidup pokok yang harus terpenuhi disamping mampu menerima dan beradaptasi dengan ciri-ciri lain yang terdapat pada makhluk hidup tersebut dalam hal mempertahankan proses beraktivitas.  Selain itu, dipergunakan untuk memperbaiki zel-zel yang rusak  pada tubuh.

5.       Makhluk Hidup Memerlukan Zat Sisa

Zat sisa merupakan hasil pencernaan makanan yang tidak berguna bagi tubuh juga hasil metabolisme sel yang tidak berguna bagi tubuh. Proses pengeluaran zat sisa dibedakan menjadi defekasi, ekskresi, dan sekresi. Defekasi, dimana proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan yang tidak berguna bagi tubuh disebut juga feses. Ekskresi, proses pengeluaran zat sisa hasil metabolisme sel yang tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urin, keringat atau pernafasan. Sekresi, dimana proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang berguna bagi tubuh. 

Zat sekresi utama pada hewan terdapat tiga macam, yaitu karbondioksida, air dan senyawa nitrogen. Tumbuhan mengeluarkan oksigen dan uap air pada siang hari sedangkan pada malam hari mengeluarkan karbondioksida.

6.       Makhluk Hidup Butuh Tumbuh dan Berkembang

Ciri utama dari makhluk hidup adalah bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh berarti  proses kenaikan volume tubuh yang bersifat tidak kembali semula. Misalnya dari pendek menjadi tinggi atau kecil menjadi besar. 

Berkembang adalah suatu proses menuju dewasa yang bersifat kualitatif dimana itu bisa diindikasi dengan alat reproduksi bisa menghasilkan sel kelamin. Tumbuhan, pada bunga (benan sari) ditandai sebagai alat reproduksi tumbuhan.

7.       Makhluk Hidup Butuh Berkembang Biak

Untuk melestarikan makhluk hidup melakukan proses berkembangbiakan (reproduksi). Reproduksi makhluk hidup dibedakan secara: kawin atau fertilisasi  melibatkan induk jantan dan betina membentuk zigot, mengasilkan embrio, lalu individu baru   (seksual) dan aseksual  (tak kawin), dimana reproduksi pada amoeba atau bakteri  yang berkembang biak dengan membelah diri. 

Tumbuhan, reproduksi seksual sering disebut reproduksi generatif (alami). Sedangkan reproduksi akseksual disebut vegetatif. Reproduksi vegetatif (buatan) pada tumbuhan misalnya tunas, geragih, akar tunggal atau umbi. (Referensi: Perpustakaan Biologi Pendidikan Nsional, 2008.)

Setelah materi dipaparkan, peserta diskusi memberikan pertanyaan, kemudian dijawab oleh pemateri maupun peserta diskusi lainnya, sebagaimana berikut ini:

1.       Pertanyaan dari Aser Yeimo:
·         Berapa lama Babi berproses untuk beternak ?
Jawab pemateri: Proses awalnya fertilisasi, zigot, embrio, lalu beranak pada bulan yang keempat.
·         Biji tumbuhan apakah yang berkeping satu dan dua?
Jawab pemateri: berkeping dua disebut dikotil, contohnya bambu, kelapa, pisang dan lain-lain, sedangkan berkeping dua disebut monokotil, contohnya: bonsis, kedelai dan lain-lain.
2.       Pertanyaan Ansel Keiya: Apa perbedaan antara akar tunggal dengan akar serabut?
Jawab  pemateri: Akar tunggal, tumbuhan yang akarnya hanya satu, contohnya boncis, kedelei dan sebagainya. Sedangkan akar serabut, akarnya banyak, contohnya bambu, kelapa dan sebagainya.
3.       Pertanyaan dari Felix Pigome: Apa saja ikan yang bernafas  menggunakan paru-paru?
Jawab Dorte: ikan lumba-luma dan ikan paus,

Sekedar diketahui, diskusi kali ini bertepatan dengan hari ujian laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) anggota KPK, Mikael Tekege dan Dortheus You yang kuliah di kampus desa Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa, (STPMD “APMD”) Yogyakarta. Mikael yang mengambil jurusan Ilmu Pemerintahan ini mengatakan kemarin kami ujian KKN, jadi  sambil makan-makan kita cari tempat  yang strategis sekalian dengan kegiatan diskusi ini. 
 
“Saya dengan teman Dorte, kami sudah ujian kemarin, jadi  diskusi kali ini kita cari tempat sekaligus makan-makan” kata Mikael, dengan rasa bangga pada.

Ketua KPK “Komunitas Peduli Kampung” Dance Kayame,  sangat berapresiasi dan bangga pada teman berdua (Mikael dan Dorthe) yang sudah lebih duluan selesaikan KKN. Dia juga memotivasi kepada teman-teman lain agar bisa mengikuti jejak  kedua teman ini kedepan.

 “Semoga teman-teman lain, termasuk saya yang masih kuliah ini juga bisa seperti kedua teman yang baru saja selesaikan KKN”,  ujar Dance.

Ketua KPK, Dance juga sangat senang dengan kata Mikael terkait ajakan makan-makan di tempat strategis itu. Dia (Dance) mengatakan kita cari tempat yang teduh seperti tempat wisata yang jauh dari kota Yogyakarta, seperti di tempat Wisata Gua Sendansono. 

“Jika bukan ditempat wisata, tidak ada rasa bahagia” ungkap dia, sambil tertawa. 

Teman-teman anggota KPK juga setuju dengan pendapatnya ketua KPK “Dance” tetapi dengan pertimbangan cuaca yang selama ini di kota Jogja selalu mendung dan hujan. “Ok. Jika cuacanya membaik kita bisa pergi, tapi cuacanya buruk maka kita ke morokangen saja” kata Daud Agapa dan disepakati oleh teman-teman lainnya. Ternyata benar, keesokan harinya cuaca mendung sehingga terpaksa pergi ke “Morokangen” pada pukul 10.30 WIB sesuai kesepakatan bersama. “Teman-teman anggota KPK.

“Kita tidak jadi pergi ke Gua Maria, Sendansono. Cuacanya tidak memunkingkan. Ayo kita ke morokangen saja” Kata Mikael Tekege sambil arahkan teman-teman lain.

Akhirnya pergi ke Morokangen. Setibahnya, pukul 11.10 WIB mulai berdiskusi hingga berakhir pada pukul 13.00 WIB. (TS/KPK/Bendi)

Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply