Dinamika Perjuangan dalam Perjalanan Studi



Oleh: Ipou Igo’n
Pengantar
(Ilustrasi, Google.com)

Sekolah Dasar (SD) merupakan awal dimana kita menambah status dalam dunia pendidikan yang disebut dengan pelajar atau siswa. Kita pun melalui proses belajar yang panjang (6 tahun) untuk mendapatkan pemahaman atau pengetahuan awal atau dasar dalam dunia pendidikan formal. Pendidikan dasar merupakan pegangan dan pengantar serta petunjuk arah dan tujuan hidup yang diberikan oleh para guru kepada siswa/i, agar siswa bisa melangkah maju untuk menggapai cita-cita demiperubahan status sosial dalam kehidupannya.

Susah senang selama enam tahun untuk mendapatkan pendidikan, pengetahuan danproses pengalian potensi diri yang tersembunyi dalam diri menjadi patokan dasar. Pendidikan menjanjikan masa depan yang lebih baik sehingga pendidikan perlu dipandang sebagai hal yang sangat signifikan. Banyak orang tua menyekolahkan anaknya dengan penuh semangat, meskipun mereka tahu biaya pendidikan sangat mahal.

Berdasarkan pengetahuan dasar yang dimiliki sejak SD selama enam tahun, para siswa/i akan melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yakni, Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Ditingkat ini para siswa/i akan mengikuti proses belajar mengajar selama tiga tahun dan status masih tetap sebagai pelajar. Ketika mulai melangkah ke jenjang menengah tentunya biaya pendidikanpun akan naik, menambah beban yang akan ditanggung oleh orang tua dengan harapan anak harus sekolah dengan baik. Dan dari sisi pengetahuan, orang tua tentu berharap akan ada peningkatan sebagai bekal menuju tingkat yang lebih tinggi yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).

Status seseorang ditingkat SMA pun masih tetap sama yaitu pelajar atau siswa/i. Namun setiap jenjang akan diikuti dengan peningkatan biaya pendidikan sehingga siswa/i juga diharapkan mendapatkan pengetahuan sebanding dengan biaya pendidikan yang berasal dari hasil kerja keras orang tua maupun diri sendiri dengan kata lain “ada uang ada barang”. Oleh karena itu, jangan sia-siakan pengorbanan dengan ilmu pengetahuan yang setengah-setengah. Jenjang SMA juga akan lalui selama tiga tahun. Secara keseluruhan dari SD sampai dengan SMA menghabiskan waktu selama dua belas tahun.

Dalam kurung waktu tersebut, tugas sebagai seorang siswa/i adalah belajar dan menghafal sekian banyak pelajaran yang diberikan oleh para guru serta mengerjakan tugas (Pekerjaan Rumah). Selama itupulah siswa/i dituntut untuk mempersiapkan diri  baik secara mental, moril maupun materil untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi yakni Perguruan Tinggi (PT). Jika kita sudah melangkah  ke dunia kampus, otomatis status kita pun bukan lagi pelajar atau siswa/i melainkan “Mahasiswa” yang memiliki peran penting dalam proses pembangunan bangsa dengan memberikan sumbangsi pemikiran atau kontribusi positif  kepada pemerintah.Begitulah cerita singkat tentang perubahan dari pelajar atau siswa/i ke mahasiswa.

Motivasi Dasar Berjuang Dirantauan

Banyak mahasiswa memilih kuliah keluar daerah (merantau) sudah jelas  untuk menimbah ilmu pengetahuan demi perbaikan kehidupan atau status sosial dalam kehidupan masyarakat. Selain dari itu, ada juga yang merantau berdasarkan banyak argumen yang logis diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Kemauan atau komitmen yang tinggi untuk menimbah ilmu
2.      Mencari pengalaman
3.      Pengaruh Kakak atau teman yang merantau
4.      Ikut ramai dengan teman

Dari beberapa argumen tersebut sudah jelas bahwa mahasiswa yang didorong oleh semangat apa pun yang akan sukses dalam perjuangan di dunia PT. Yang penting penentuan lingkungan dimana ia tinggal perlu diperhatikan lebih jeli. Dalam konteks seperti ini, kita dituntut untuk jeli mencari tempat atau lingkungan yang bisa mendukung pengembangan diri. Jangan salah pilih teman dan lingkungan karena akan berpengaruh paradigma berpikir kita.

Kita merantau dengan penuh semangat, mencari pengalaman bahkan menimbah ilmu ditanah orang untuk mencapai tujuan hidup. Orang tua maupun keluarganya berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan uang demi anaknya hingga  hujan, dingin, becek, sakit dan susah yang menimpah, tak dihiraukan. Hal ini merupakan pengorbanan yang yang luar biasa.

Perjuangan Dirantantauan

Perjuangan hidup tidak semudah membalikakan telapak tangan. Perjuangan butuh pengorbanan, baik tenaga, waktu dan finansial. Tenaga diperlukan untuk melaksanakan berbagai aktivitas demi mencapai kesuksesan. Waktu berkaitan dengan target pencapaian puncak kesuksesan dalam perjuangan. Manajemen atau disiplin serta komitmen waktu sangat diperlukan agar perjuangan tercapai dalam kurung waktu yang telah ditentukan. Finansial/materi diperlukan untuk mempermudah serta melengkapi atau memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam perjuangan. Ketiga hal ini merupakan modal paling fundamental yang perlu dipersiapkan dan dimiliki oleh seseorang agar sesuatu yang diperjuangkan benar-benar dimiliki.

Cerita orang tua kita yang dulu pergi mencari sesuatu yang diperlukan hingga melewati dari gunung yang satu ke  gunung yang lain, hutan yang satu ke hutan yang lain bahkan dari sungai yang satu ke sungai yang lain menjadi cerita pelecut. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan dan berusaha menghadapi hal tersebut untuk mencari ternak babi, kulit biah yang pada waktu itu dijadikan  alat tukar (uang).

Kisah inspiratif ini perlu kita maknai dalam perjuangan perkuliahan saat ini. Janganlah anda merasa telah mengikuti perkembangan zaman sehingga melupakan cerita orang tua yang sangat bernilai positif dalam perjalanan hidup ini. Apa bila kita kaitkan dengan perjuangan di tanah rantau maka kita perlu melihat dan merenung kembali tujuan dan motivasi dasar yang mendorong kita untuk merantau. Apabila tujuan anda untuk menimbah ilmu, maka berusahalah semaksimal mungkin meskipun melawati jalan yang berliku-liku sekalipun, demikian pula dengan tujuan dan komitmen lain agar tidak menyia-nyiakan waktu dan tenaga serta finansial yang didapatkan dari hasil keringat orang tua.

Tantangan dalam Perjuangan

Dalam sebuah perjuangan, satu hal  yang paling fundamental yang akan dijumpai yakni “cobahan”. Berbagai macam cobaan datang menghampiri silih berganti sebagai bentuk uji iman dan mental. Cobahan-cobahan tersebut yakni, sakit, lapar, biaya kuliah, uang foto kopi dan print tugas, berita duka dan masih banyak lagi. Hal-hal ini dapat membuat banyak orang putus asa sampai motivasi dan komitmen kuliah mengalami degradasi sehingga banyak yang putus kuliah dan lain-lain. Bagi mereka yang berusaha bertahan komitmen dan melewati cobahan tersebut tentu sudah ada jawaban didepan mata bahwa kesuksesan akan menghampiri.

Kita sebagai insan manusia sudah jelas mengetahui bahwa cobaan merupakan bagian dari perjuangan hidup. Yesus Kristus anak Allah sebelum masuk kerajaan surga juga menghadapi berbagai macam cobahan bahkan digantung di kayu salib. Sama halnya dengan kita manusia juga harus menghadapi cobahan untuk mendapatkan apa kita inginkan.

Mahasiswa Bukan 3K

Kos, kampus dan kampung (3K) merupakan satu hal melekat pada mahasiswa yang tidak mau ambil pusing dengan persoalan ataupun kegiatan lainnya. Mahasiswa memiliki peran signifikan dalam proses pembangunan suatu bangsa dengan memberikan sumbangsi pikiran kritis. Tugas pokok mahasiswa adalah membaca, menulis dan berdiskusi/berorganisasi. Ketiga hal itu merupakan kewajiban paling fundamental yang perlu dilakukan karena akan membuka ruang untuk pola pikir yang luas.

Disamping itu, ada banyak kegiatan juga yang menuntut partisipasi didalamnya. untuk melatih berbicara, membina mental dan belajar mempengaruhi orang banyak agar mengikuti kemauannya. Bukan hanya itu saja, banyak manfaat yang kami bisa dapatkan bila tergabung dalam organisasi internal kampus  maupun eksternal. Namun, dewasa ini tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mendapatkan semua ini.

Banyak mahasiswa yang tidak mau ambil pusing dengan kegiatan-kegiatan organisasi bahkan tidak mau bergabung. Kita tidak dapat memungkiri bahwa mahasiswa seperti itu, mungkin berpegang teguh pada, pertama, kata-kata orang tuahnya, seperti anak harus cepat selesai. Kalimat ini memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mengejar nilai dan memang kebanyakan mahasiswa seperti itu. Kedua, lingkungan tidak mendukung sehingga ia diarakan pada 3 K tadi. Hal ini bisa diatasi ketika kita sadar akan tuntutan zaman yang mengarakan masyarakat pada kompetisi hidup yang sangat ketat.

Hakikat Mahasiswa

Seperti yang telah diketahui bersama bahwa mahasiswa adalah agent of control. Mahasiswa memiliki peran sangat signifikan untuk mengontrol perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi dan berjalannya roda pemerintahan. Untuk itu tugas pokok sebagai seorang mahasiswa perlu dilaksanakan agar dapat mempertajam daya kritis dalam melihat atau membaca situasi yang sedang berkembang. Tugas pokok mahasiswa yang saya maksud, yakni membaca, menulis dan berdiskusi/berorganisasi perlu dikembangkan. 

Membaca untuk memperkaya sifat intelektualitas sebagai seorang mahasiswa  agar dapat merespon setiap persoalan secara kritis dalam bentuk tulisan maupun lisan. Oleh karena itu, mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan lebih luas agar dapat memberikan kontribusi positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Menulis untuk menuangkan dan mengembangkan ide dalam bentuk tulisan. Karena otak manusia terbatas sehingga perlu menyaring agar otak kita dapat diisi dengan ide dan pengetahuan baru. Sedangkan berdiskusi dan berorganisasi dilakukan untuk mampu menganalisis dan memunculkan ide atau wacana baru serta belajar memecahkan persoalan dan lain-lain.

Organisasi Internal dan Eksternal Kampus

Dewasa ini setiap kampus memiliki banyak organisasi, unit kegiatan mahasiswa (UKM) maupun organisasi gerakan yang berbasis di kampus. Disamping itu, banyak juga komunitas atau paguyuban yang dibentuk berdasarkan pemetaan politik wilayah administratif yang dilakukan oleh daerah.

 Setiap organisasi itu, memiliki azas dan landasan serta ideologi sebagai garis perjuangan untuk mencapainya. Semua organ itu juga sangat membutuhkan kader-kader baru untuk bergabung didalamnya. Dengan kata lain, semua organisasi sangat terbuka bagi siapa saja yang mau bergabung. Disanalah kita diperhadapkan pada pilihan, untuk memilih organ secara tepat yang bisa memberikan kontribusi positif dalam pengembangan diri kita.

Kesuksesan

Setelah kita lalui beberapa tahapan diatas ini, maka tahapan berikutnya adalah kesuksesan. Kesuksesan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Tidak ada sebuah kesimpulan dalam perjuangan hidup ini hingga akhir hayat. Kesuksesan dalam perjuangan perkuliahan adalah menyelesaikan satu  persoalan dari berjuta persoalan lainnya. Oleh karena itu, kesuksesan dalam perkuliahan merupakan kesuksesan secara peribadi (subjektif) atau kesuksesan akademik. 

Kemudian perjuangan berikutnya adalah kesuksesan secara objektif agar dapat merealisasikan ilmu yang kita dapat dalam proses perkuliahan dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Itulah sebuah jawaban dari pertanyaan “apa arti perjuangan dalam perkuliahan?”. Dengan kata lain, seseorang bisa dikatan sukses dalam proses perkuliahan ketika ilmu yang didapatkan itu bermanfaat bagi masyarakat.

Oleh karena itulah, sebagai seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki pengetahuan yang lebih luas agar dapat berdinamika dalam memberikan kontribusi positif  atau sumbangsi pikiran secara kritis sebagai respon terhadap problem yang terjadi dalam kehidupan sosial.

Baca Juga Berita Terkait

Tidak ada komentar:

Leave a Reply