(Logo Uncen. FK Kedokteran. Ist) |
Paniai_TANPA SUARA_,Negara
memiliki tiga kewajiban penting dalam bidang pendidikan. Pertama, sebagai
penyedia utama lembaga-lembaga pendidikan, seperti sekolah, akademi maupun universitas.
Kedua, sebagai regulator atau pengatur penyelenggaraan pendidikan, baik
pendidikan negeri, swasta maupun lembaga-lembaga non-formal. Ketiga,
fasilitator dalam penyediaan infrastruktur pendidikan, termasuk didalamnya
penyedia skema-skema beasiswa dan tunjangan-tunjangan pendidikan bagi
siswa/siswi yang berprestasi atau tidak mampu.
Menindak lanjuti
tiga kewajiban negara tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Paniai, Provinsi
Papua memiliki inisiatif baik dengan mengirim
mahasiswa sebanyak 20 orang untuk kuliah
di Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih (UNCEN), Abepura, Jayapura,
Papua. Namun, Fakultas itu mengalami masalah terkait dengan belum terakreditasi
di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Persoalan inilah yang
memaksa pemda Paniai untuk mencari alternatif lain demi menyelamatkan mahasiswa
yang diutus pada tahun 2013 lalu itu. Kedua puluh (20) mahasiswa tersebut, saat
ini tidak mendapatkan proses perkuliahan.
Hal itu,
disampaikan oleh beberapa mahasiswa utusan pemda Paniai yang menjadi korban
dalam persoalan akreditasi ini, melalui handphone
(HP), dari Enarotali, Paniai, Rabu, (3/6/2015). Kata mereka, kami berhenti
proses perkuliahan sejak bulan September tahun lalu (2014). Sejak itu, beberapa mahasiswa utusan memilih keluar
dan melanjutkan di Kampus lain, sedangkan yang bertahan hanya 7 orang. “Dari 20 mahasiswa yang diutus oleh pemda Paniai itu, yang masih bertahan
dan menungguh respon dari pemda hanya kami 7 orang, sementara 13 lainnya sudah
memilih keluar dan melanjutkan di kampus lain” Kata mereka.
Di Fakultas Kedokteran
UNCEN, lanjut mereka, fasilitas tidak lengkap dan kuliah juga tidak betul. Orang
pikir kuliah kedokteran itu mudahkah? Ini kita mau operasi manusia, bukan
bengkel mobil atau motor, jadi pemda
Paniai harus utus mahasiswa ke kampus yang memiliki fasilitas maupun tenaga
dosen yang profesional. “Sekalipun
Fakultas Kedokteran tidak masalah, fasilitas maupun kuliah tidak betul, jadi
pemda Paniai harus utus mahasiswa ke kampus yang memiliki fasilitas maupun
tenaga dosen, supaya mahasiswa yang bersangkutan betul-betul mengikuti proses
perkuliahan dan memahami bidangnya, agar kembali ke daerah melayani masyarakat”.
Jelas mereka.
Lanjut mereka,
selama ini kami beritahu dan memintah penjelasan terkait perkuliahan kami,
tetapi pihak Fakultas Kedokteran mengatakan harus beritahu pemda Paniai, karena
mereka yang utus. Sementara pemda Paniai
sudah tahu kalau masalah itu terjadi, namun tidak ada respon yang pasti. “Kami tetap membayar SPP di kampus dan kami
sudah beritahu persoalan ini kepada pemda Paniai, tetapi pemda hanya mengatakan
sabar. Sementara SPP yang kami bayar, sudah dikembalikan oleh pemda”.
Kami sabar
sampai kapan? Ini sudah satu tahun kami menungguh respon dari pemda. Jika pemda
hanya mengatakan sabar terus, bagaimana dengan perkuliahan kami? Tanya mereka. “Pemda harus memberikan kepastian kepada
kami supaya keberadaan nasib perkuliahan kami ini jelas”. Harap mereka.
Lanjut mereka,
teman-teman lain kuliah seperti biasa, sedangkan kami hanya menungguh jawaban
dari pemda selama satu tahun. Kami memilih pulang ke paniai untuk memintah
penjelasan terkait dengan persoalan ini. “Saat
ini, menungguh pemda di Paniai dan mudah-mudahan pemda bisa utus kami ke kampus
lain yang memiliki fasilitas maupun tenaga pengajar yang profesional supaya
kami bisa melanjutkan kuliah kedokteran ini dengan baik”. Harap mereka.
Sekedar
diketahui, Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih di Jayapura Papua,
tidak menjalankan aktifitas perkuliahan karena belum terakreditasi dari Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Mulai tahun ini (2015), Fakultas
Kedokteran tidak menerima mahasiswa baru, karena masalah ini (akreditasi) belum
diselesaikan. Beberapa syarat yang ditetapkan dari BAN PT untuk memenuhi
akreditasi adalah fasilitas perkuliahan, kualitas dan standar kelulusan, (TS/ASLI).
Tidak ada komentar: